Nabila :
Entahlah … apa saya akan gila ?
Saat segala hal ini saya rajut pekat untuk bagaimana saya, dan menetapkannya terus dan terus, apa hanya untuk ini saya hidup …dan bodohnya, saya tak mengerti apa ini seutuhnya. Enta saya bingung dengan diri saya sendiri, saya seperti hilang … sampai kapan saya harus begini. Entah oleh apa saya begini.
Apa yang harus saya lakukan ? is there someone can help me ??
Saya seperti tidak dapat menemukan diri saya, terbalut awan dan samar. Entahlah … entahlah … entahlah …apa saya terlalu jauh dariNya? Sungguh saya ingin kembali kepada diri saya yang lama;merindukanNya berlarut. Pertautan segala hal yang membingungkan, yaa saya ingin menangis sejadi jadinya …
Imara :
Entahlah … entahlah … entahlah …
Kawan, dengan jujur kukatakan padamu, bahkan aku sendiri belum sepenuhnya paham apa yang sedang kau rasakan, sesuatu yang juga kurasakan, dan kita sama sama mencoba mengobatai dalam sebuah keadaan bernama kesendirian.
Hanya saja ingin aku sampaikan, bahwa kau tak sendiri, sungguh! Di luar sana, berjuta hati tengah lemah dan rapuh, berjuta tangan masih terus menengadah memohon hidayah dan istiqomah, berjuta kaki masih trus melangkah meniti jembatan menuju taufiq.
Dulu … mungkin kit mendapatkan hidayah itu secara otomatis, ketenangan hati datang begitu saja, mungkin ini saatnya kita mencari bersusah payah. Agar esok kita tak lagi menyianyiakan hidayah itu, karena telah kita rasa. Betapa malangnya hamba tanpa hidayah dan ketenangan di hatinya. Wasta’inu bis shabri was shalah, don’t despare and never loose hope, Allah tak pernah siakan hambaNya yang setia. #bersyukurlah kita msih di beri kepekaan hati
#terimaksih untuk teman saya yang satu ini ... selalu memberi solusi yang benar benar mengagumkan, selalu mengingatkan tentang hal hal yang terlupa ...
0 komentar:
Post a Comment